Baznas

Baznas Libatkan Pesantren dalam Rantai Pasok Program Makan Bergizi Gratis

Baznas Libatkan Pesantren dalam Rantai Pasok Program Makan Bergizi Gratis
Baznas Libatkan Pesantren dalam Rantai Pasok Program Makan Bergizi Gratis

JAKARTA - Upaya pemerintah menghadirkan pemerataan gizi dan pemberdayaan ekonomi umat kini mendapat dukungan nyata dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Republik Indonesia. 

Lembaga tersebut mengajak pondok pesantren serta pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) binaannya untuk berperan langsung dalam mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

Dorongan ini bukan sekadar bentuk partisipasi sosial, tetapi juga strategi membangun kemandirian pangan nasional berbasis umat. 

Deputi II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas RI, Imdadun Rahmat, menegaskan bahwa Baznas ingin memastikan seluruh jaringan binaannya dapat menjadi bagian dari rantai pasok bahan pangan halal yang bergizi dan sehat.

“Baznas berkomitmen menjadikan para mustahik binaan serta pelaku UMKM dampingan program zakat produktif sebagai bagian dari rantai pasok pangan halal yang sehat dan bergizi, mulai dari proses produksi bahan baku hingga distribusi kepada penerima manfaat,” ujar Imdadun Rahmat.

Zakat Produktif dan Semangat Keberpihakan Pemerintah

Menurut Imdadun, keterlibatan Baznas dalam program MBG memiliki titik temu strategis dengan nilai-nilai zakat produktif, yaitu keberpihakan terhadap kelompok rentan dan pemberdayaan masyarakat miskin. 

Ia menilai, MBG merupakan wujud nyata keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat kurang mampu, sejalan dengan misi Baznas dalam membantu kaum duafa dan fakir miskin melalui optimalisasi dana zakat, infak, dan sedekah.

“Titik temu antara zakat dan kebijakan MBG terletak pada semangat keberpihakan terhadap kelompok rentan. Program ini bukan hanya memberi gizi, tetapi juga membuka kesempatan ekonomi bagi mereka yang membutuhkan,” ungkap Imdadun.

Ia menambahkan, dalam pelaksanaannya, Baznas tidak hanya menyalurkan dana zakat, tetapi juga membangun kolaborasi yang berkelanjutan dengan lembaga pendidikan keagamaan seperti pesantren, agar potensi ekonomi umat bisa tumbuh dari bawah.

Pesantren sebagai Mitra Strategis dalam Kemandirian Pangan

Pesantren selama ini dikenal bukan hanya sebagai lembaga pendidikan dan dakwah, tetapi juga memiliki fungsi sosial-ekonomi yang kuat di tengah masyarakat. 

Imdadun menjelaskan bahwa Undang-Undang Pesantren telah menetapkan tiga fungsi utama lembaga tersebut, yakni pendidikan, dakwah, serta pemberdayaan ekonomi dan sosial.

Karena itu, menurutnya, sangat relevan apabila pesantren menjadi mitra strategis dalam pelaksanaan Program MBG.

“Undang-undang menetapkan tiga fungsi pesantren: pendidikan, dakwah, serta pemberdayaan ekonomi dan sosial. Karena itu, sangat tepat bila pesantren menjadi bagian dari pelaksanaan MBG,” ujarnya.

Baznas memandang, peran pesantren dalam rantai pasok pangan bukan hanya membantu penyediaan bahan makanan bergizi, tetapi juga mendorong tumbuhnya ekosistem pangan yang berkelanjutan. 

Melalui kolaborasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) dan Kementerian Agama, pesantren diharapkan dapat menjadi model kemandirian pangan berbasis umat yang mengedepankan nilai-nilai Astacita semangat delapan cita luhur bangsa yang digagas pemerintahan saat ini.

Menggerakkan Roda Ekonomi dari Program MBG

Imdadun juga menegaskan bahwa Program MBG memiliki potensi besar untuk menggerakkan ekonomi nasional melalui rantai pasok lokal. 

Dengan melibatkan pesantren dan UMKM binaan Baznas, program ini tidak hanya menyalurkan makanan bergizi kepada masyarakat, tetapi juga menciptakan perputaran ekonomi yang berpihak kepada masyarakat bawah.

“Program MBG ini akan menggerakkan roda perekonomian nasional. Karena itu, sudah selayaknya para mustahik dampingan Baznas turut mengambil bagian dan memperoleh manfaat dari perputaran ekonomi yang digerakkan oleh program ini,” katanya.

Dalam skema tersebut, pesantren dapat berperan sebagai pusat produksi bahan pangan, seperti sayur-mayur, telur, daging ayam, atau olahan pangan lokal lainnya, sedangkan UMKM binaan Baznas menjadi mitra distribusi dan pengolahan produk.

Pola kerja sama ini diharapkan mampu menciptakan sistem ekonomi mikro yang saling menguatkan.

Dukungan dari Badan Gizi Nasional (BGN)

Senada dengan itu, Deputi Bidang Promosi dan Kerja Sama BGN, Nyoto Suwignyo, menilai sinergi lintas lembaga menjadi kunci utama keberhasilan Program Makan Bergizi Gratis. 

Ia menegaskan, peran Baznas sangat strategis karena dapat memperkuat ekosistem gizi nasional berbasis umat melalui jaringan zakat produktif dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

“Baznas diharapkan menjadi katalisator ekonomi umat dalam ekosistem MBG, melalui penyaluran zakat produktif, pemberdayaan UMKM, dan kolaborasi dengan pesantren,” kata Nyoto.

Nyoto menjelaskan, sinergi antara Baznas, pesantren, dan BGN akan menciptakan siklus positif yang saling menguntungkan. Di satu sisi, anak-anak penerima manfaat mendapatkan asupan gizi yang layak. 

Di sisi lain, pesantren dan UMKM binaan Baznas memiliki pasar berkelanjutan untuk produk mereka. Selain itu, zakat yang disalurkan memberikan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat miskin.

“Sinergi ini akan menciptakan lingkaran kebaikan: anak-anak mendapat gizi layak, pondok pesantren dan UMKM binaan Baznas memiliki pasar berkelanjutan, dan zakat memberikan dampak ekonomi nyata bagi masyarakat,” ujar Nyoto menegaskan.

Sinergi Lintas Lembaga Wujudkan Ketahanan Gizi Nasional

Kolaborasi antara Baznas, BGN, dan Kementerian Agama mencerminkan pendekatan whole-of-society, yakni keterlibatan semua elemen bangsa dalam menghadapi tantangan gizi dan ketahanan pangan. 

Dengan basis sosial keagamaan yang kuat, pesantren dapat menjadi ujung tombak dalam mewujudkan kemandirian pangan serta memperkuat karakter ekonomi umat.

Baznas berkomitmen terus memperluas jaringan mitra pesantren dan UMKM agar pelaksanaan program MBG berjalan efektif di berbagai daerah. 

Pendekatan ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga menumbuhkan kepercayaan diri masyarakat bahwa mereka dapat menjadi bagian penting dari solusi nasional.

Melalui gerakan ini, Program Makan Bergizi Gratis bukan sekadar agenda pemerintah dalam menyediakan makanan bagi kelompok rentan, tetapi juga bentuk nyata kolaborasi antara negara dan umat untuk menciptakan kemandirian pangan, ekonomi, dan gizi yang berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index