JAKARTA - Harga emas batangan PT Antam Tbk kembali mengalami kenaikan signifikan pada perdagangan Jumat, 31 Oktober 2025, setelah sempat turun sejak 25 Oktober lalu.
Lonjakan ini menandai tren positif bagi investor dan masyarakat yang menempatkan dana pada logam mulia sebagai instrumen aman (safe haven), di tengah fluktuasi ekonomi dan kondisi pasar global yang masih dinamis.
Berdasarkan laman resmi Logam Mulia, harga emas Antam naik Rp42.000 per gram, sehingga menjadi Rp2.305.000 dari harga sebelumnya Rp2.263.000 per gram. Sementara itu, harga jual kembali (buyback) juga meningkat ke Rp2.170.000 dari sebelumnya Rp2.128.000 per gram.
Emas batangan Antam tersedia mulai dari 0,5 gram hingga 1 kilogram (1.000 gram), sehingga memudahkan masyarakat membeli sesuai kemampuan dan strategi investasi.
Pajak dan Regulasi Transaksi Emas
Seperti diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34/PMK.10/2017, setiap transaksi emas batangan, baik pembelian maupun penjualan kembali, dikenakan potongan pajak.
Untuk penjualan kembali dengan nominal lebih dari Rp10 juta, dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar 1,5 persen bagi pemilik NPWP dan 3 persen untuk non-NPWP. Potongan pajak langsung dipotong dari total nilai buyback, sehingga memudahkan perhitungan nilai bersih transaksi.
Rincian harga emas batangan per Jumat, 31 Oktober 2025, adalah sebagai berikut:
0,5 gram: Rp1.202.500
1 gram: Rp2.305.000
2 gram: Rp4.550.000
3 gram: Rp6.800.000
5 gram: Rp11.300.000
10 gram: Rp22.545.000
25 gram: Rp56.237.000
50 gram: Rp112.395.000
100 gram: Rp224.712.000
250 gram: Rp561.515.000
500 gram: Rp1.122.820.000
1.000 gram: Rp2.245.600.000
Untuk pembelian emas, PPh 22 sebesar 0,45 persen bagi pemilik NPWP dan 0,9 persen bagi non-NPWP tetap berlaku, dengan bukti potong PPh 22 diterbitkan setiap transaksi. Hal ini memastikan kepatuhan pajak dan memudahkan administrasi bagi investor maupun kolektor emas.
Faktor Global yang Mendorong Harga Emas
Kenaikan harga emas Antam tidak terlepas dari faktor global. Emas dikenal sebagai aset safe haven yang cenderung naik saat terjadi ketidakpastian ekonomi, fluktuasi mata uang, atau gejolak geopolitik.
Dalam beberapa hari terakhir, pasar internasional menunjukkan volatilitas yang mendorong investor mencari perlindungan melalui emas.
Pergerakan emas batangan Antam juga dipengaruhi oleh kebijakan moneter global, fluktuasi dolar AS, dan sentimen pasar terkait inflasi maupun stabilitas ekonomi. Kondisi ini membuat emas tetap diminati investor ritel maupun institusi, karena selain menjadi alat lindung nilai, emas juga menjanjikan keamanan jangka panjang bagi kekayaan mereka.
Pecahan Emas dan Strategi Investasi
Ketersediaan emas batangan dalam berbagai pecahan memungkinkan investor menyesuaikan strategi investasi. Pecahan kecil, seperti 0,5 gram hingga 1 gram, ideal bagi pemula atau yang ingin menabung emas secara bertahap.
Pecahan lebih besar, mulai 100 gram hingga 1 kilogram, umumnya diminati investor institusi atau kolektor yang menekankan nilai total investasi lebih tinggi.
Lonjakan harga buyback juga memberikan peluang bagi pemilik emas lama untuk menjual kembali dengan keuntungan, sambil memperhitungkan pajak PPh 22 yang berlaku. Investor dapat memanfaatkan momentum ini untuk menata portofolio, menyeimbangkan antara aset likuid dan emas sebagai perlindungan nilai.
Dampak pada Industri Perhiasan
Selain menjadi instrumen investasi, kenaikan harga emas Antam berdampak pada industri perhiasan. Logam mulia ini merupakan bahan baku utama perhiasan, sehingga lonjakan harga emas bisa mempengaruhi harga jual perhiasan di pasaran.
Hal ini menjadi perhatian bagi konsumen maupun pedagang perhiasan dalam menentukan waktu pembelian dan strategi penjualan.
Emas sebagai Instrumen Safe Haven
Secara keseluruhan, kenaikan harga emas menegaskan perannya sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi. Investor disarankan untuk memantau pergerakan harga harian emas dan regulasi pajak yang berlaku, sehingga strategi investasi tetap optimal.
Lonjakan harga Rp42.000 per gram pada Jumat ini menjadi momentum bagi investor baru maupun lama untuk menyesuaikan portofolio mereka, sambil mematuhi ketentuan pajak.
Prospek dan Tren Jangka Panjang
Melihat tren global, harga emas diprediksi akan tetap menjadi aset menarik bagi masyarakat dan investor. Kombinasi faktor ekonomi, geopolitik, dan kebijakan moneter mendorong emas untuk terus menjadi instrumen perlindungan nilai.
Dengan pemahaman regulasi pajak dan strategi pembelian yang tepat, investor dapat memaksimalkan keuntungan dari pergerakan harga emas Antam, baik melalui kepemilikan jangka pendek maupun jangka panjang.
Lonjakan harga emas hari ini menjadi sinyal positif bagi pasar logam mulia di Indonesia, sekaligus menegaskan posisi emas sebagai instrumen strategis dalam pengelolaan kekayaan dan lindung nilai terhadap inflasi.
Dengan berbagai pilihan pecahan, investor memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan investasi sesuai kemampuan dan tujuan finansial mereka.
 
                    
 
             
                   
                   
                   
                   
                   
                
             
                                                      
                                                    
                                                      
                                                    
                                                      
                                                   