Semarak LSSFF 2025 Wujudkan Kreativitas Film Semarang

Senin, 22 September 2025 | 16:37:32 WIB
Semarak LSSFF 2025 Wujudkan Kreativitas Film Semarang

JAKARTA - Kota Semarang kembali menegaskan komitmennya dalam mengembangkan ekosistem perfilman lokal melalui Lawang Sewu Short Film Festival (LSSFF) 2025.

Festival ini digelar mulai September hingga Desember 2025 dan menghadirkan kombinasi kompetisi, edukasi, serta eksplorasi budaya dan sejarah kota melalui film pendek.

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, menyampaikan bahwa LSSFF 2025 merupakan wadah bagi para kreator muda maupun sineas profesional untuk menampilkan karya mereka, sekaligus menumbuhkan minat publik terhadap sejarah dan budaya Semarang.

“Melalui LSSFF 2025 ini, kami ingin melihat bagaimana generasi muda maupun para kreator film menceritakan Kota Semarang, mulai dari Lawang Sewu hingga gang-gang kecil di Kota Lama,” ujarnya.

Tema Festival dan Tujuan Kreatif

LSSFF 2025 mengangkat tema “Dari Seribu Pintu, Semarang Berkisah”, yang menekankan pada keberagaman cerita yang ada di setiap sudut kota. 

Festival ini tidak hanya menekankan aspek kompetisi, tetapi juga sebagai ruang edukasi yang memungkinkan peserta mengasah kemampuan menulis naskah, penyutradaraan, serta produksi film pendek.

Wali Kota menambahkan, festival ini juga bertujuan memperluas akses bagi para kreator lokal, memberi peluang bagi masyarakat untuk menyaksikan karya-karya film pendek yang lahir dari perspektif unik para sineas lokal.

Dengan begitu, LSSFF 2025 diharapkan menjadi jembatan bagi munculnya talenta baru yang dapat memperkuat industri film di Kota Semarang.

Rangkaian Kegiatan LSSFF 2025

Festival tahun ini menghadirkan serangkaian program menarik, mulai dari diskusi publik, workshop, kompetisi, hingga puncak acara penghargaan. Berikut rangkaian kegiatannya:

1. Lawang Talks: Diskusi dan Inspirasi Kreatif

Acara dimulai dengan diskusi publik dan forum inspirasi bertajuk Lawang Talks, yang berlangsung pada 23–26 September 2025 di Aula Balai Kota Semarang. Sesi ini menghadirkan narasumber dari kalangan kreator film, akademisi, dan pemerhati sejarah, yang membahas cara mengangkat cerita lokal menjadi film pendek yang menarik.

2. Submisi, Seleksi, dan Workshop Mini Lab

Para peserta LSSFF dapat mengirimkan naskah mereka mulai 21 hingga 30 September 2025. Setelah tahap seleksi, peserta yang lolos akan mengikuti Workshop Mini Lab pada 23–25 Oktober 2025, sebagai bimbingan teknis dan kreatif dalam produksi film pendek. Workshop ini bertujuan agar peserta mampu memvisualisasikan cerita mereka secara profesional, dengan tetap mempertahankan keaslian budaya Semarang.

3. Kompetisi Film Pendek

Short Film Competition akan digelar 1 Oktober hingga 4 November 2025. Kompetisi ini menjadi ajang utama bagi para sineas menunjukkan hasil riset, kreativitas, dan refleksi pribadi melalui karya film pendek. Setiap karya akan dinilai oleh panel profesional dan komunitas, memastikan kualitas dan keberagaman perspektif yang dihadirkan.

4. Verifikasi dan Kurasi

Tahap verifikasi dan kurasi dilakukan 10–19 Desember 2025 untuk memastikan film-film yang masuk penjurian memenuhi standar kualitas dan tema festival. Proses ini juga memungkinkan para juri memberikan masukan konstruktif sebelum penentuan pemenang.

5. Semarang Film Week

Festival ini menghadirkan Semarang Film Week, konsep pasar malam dan layar tancap yang digelar selama tiga hari tiga malam, 5–7 Desember 2025. Acara ini menggabungkan hiburan, edukasi, dan pemutaran film, sehingga publik dapat menikmati film pendek sekaligus merasakan atmosfer kreatif kota.

6. Malam Anugerah LSSFF 2025

Puncak festival berupa Malam Anugerah LSSFF 2025 akan dilaksanakan pada 19 Desember 2025 di Gedung Ki Narto Sabdo TBRS Semarang. Acara ini menampilkan penyerahan penghargaan kepada para pemenang, hiburan spesial, dan berbagai pameran kreatif yang memeriahkan festival.

Harapan dan Dampak Festival

Wali Kota Semarang berharap LSSFF 2025 dapat melahirkan talenta baru yang nantinya berkontribusi pada pertumbuhan industri film lokal. “Kami ingin menciptakan ekosistem film lokal yang kuat dan hidup, sehingga Kota Semarang bisa dikenal sebagai kota sinema dan kreativitas,” jelasnya.

Selain itu, festival ini juga memberi kesempatan bagi masyarakat untuk lebih mengenal sejarah, budaya, dan kehidupan sehari-hari kota melalui lensa film pendek. Dengan demikian, LSSFF bukan sekadar kompetisi, tetapi juga media edukasi dan promosi budaya lokal.

Rangkaian LSSFF 2025 menunjukkan keseriusan Kota Semarang dalam mendukung perkembangan perfilman lokal dan kreativitas generasi muda. 

Dengan berbagai program mulai dari diskusi, workshop, kompetisi, hingga puncak penghargaan, festival ini memberikan wadah bagi para sineas untuk mengekspresikan diri sekaligus memperkenalkan kekayaan budaya dan sejarah kota.

Festival ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga inspirasi bagi masyarakat luas, serta memperkuat posisi Semarang sebagai kota film yang kreatif dan inovatif.

Terkini

Spinjam Cair Berapa Lama? Simak Penjelasan Ini!

Senin, 22 September 2025 | 23:32:14 WIB

Hukum Zakat Emas Perhiasan dan Cara Menghitungnya

Senin, 22 September 2025 | 23:32:10 WIB

Simulasi KPR BTN Terbaru, Berdasarkan Harga dan Tenor Rumah

Senin, 22 September 2025 | 23:32:07 WIB

7 Rekomendasi Harga Tv Led 32 Inch Terbaik di Indonesia 2025

Senin, 22 September 2025 | 23:32:07 WIB